Masa remaja, khususnya di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), adalah periode krusial untuk membentuk karakter tangguh pada siswa. Di tengah berbagai tantangan dan perubahan yang cepat, kemampuan resiliensi (daya lenting) dan adaptabilitas (kemampuan menyesuaikan diri) menjadi sangat penting. Karakter tangguh ini membekali remaja untuk menghadapi tekanan, bangkit dari kegagalan, dan berinovasi di lingkungan yang terus berubah, mempersiapkan mereka untuk masa depan yang penuh dinamika.
Sekolah memiliki peran vital dalam mengembangkan dua aspek karakter ini. Guru dapat mengintegrasikan pembelajaran yang mendorong pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Sebagai contoh, pada semester genap tahun ajaran 2024/2025, SMP Pelita Harapan di Bandung menerapkan program “Proyek Tantangan”. Siswa kelas VIII dibagi dalam kelompok untuk memecahkan studi kasus atau masalah riil yang terjadi di lingkungan sekitar, seperti penanganan sampah atau bullying. Proyek ini mendorong siswa untuk mencari solusi inovatif dan bekerja sama, meningkatkan resiliensi saat menghadapi hambatan. Presentasi proyek dilakukan pada 11 Juni 2025 di hadapan para orang tua dan perwakilan komunitas lokal, yang turut memberikan masukan dan apresiasi.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler juga bisa menjadi wadah efektif untuk membentuk karakter tangguh. Melalui olahraga, seni, atau organisasi, siswa belajar tentang kedisiplinan, kerja keras, dan bagaimana bangkit setelah mengalami kekalahan. Misalnya, pada kejuaraan bola basket antarsekolah di tingkat kota pada 20 April 2025, tim basket putra SMP Patriot Bangsa, meskipun kalah di babak final, menunjukkan sportivitas tinggi dan semangat pantang menyerah. Pelatih mereka, Bapak Andi Wijaya, menekankan bahwa kekalahan adalah bagian dari proses belajar untuk menjadi lebih kuat. Hal ini adalah wujud nyata dari resiliensi.
Kolaborasi dengan pihak eksternal juga dapat mendukung upaya membentuk karakter tangguh. Pada tanggal 5 Mei 2025, di SMP Jaya Raya, Jakarta, pihak kepolisian dari Unit Binmas Polres setempat, Aiptu Santi Dewi, memberikan penyuluhan tentang bagaimana menghadapi tekanan teman sebaya dan menghindari perilaku negatif. Penyuluhan ini bertujuan untuk memperkuat adaptabilitas siswa dalam menghadapi lingkungan sosial, sekaligus menanamkan keberanian untuk membuat pilihan yang benar. Dengan demikian, investasi dalam pembentukan karakter tangguh sejak SMP adalah jaminan bagi lahirnya generasi yang siap menghadapi setiap tantangan kehidupan.