Paus Tombak atau Paus Sperma (Physeter macrocephalus) adalah salah satu mamalia laut terbesar dan paling ikonik di dunia. Dikenal karena ukuran kepalanya yang besar dan kemampuannya menyelam sangat dalam, status hewan dilindungi melekat pada spesies ini di berbagai perairan internasional. Upaya konservasi global menjadi krusial untuk melindungi populasi Paus Tombak dari berbagai ancaman yang berasal dari aktivitas manusia.
Menurut data dari International Whaling Commission (IWC) yang diperbarui pada tanggal 1 Mei 2025, populasi Paus Tombak di berbagai wilayah laut dunia menunjukkan tren yang beragam, namun secara keseluruhan masih rentan terhadap tekanan antropogenik. Status hewan dilindungi bagi Paus Tombak telah ditetapkan oleh berbagai negara dan organisasi internasional, termasuk di bawah Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka Flora dan Fauna Liar (CITES) yang mencantumkannya dalam Apendiks I, yang melarang perdagangan komersial internasional.
Berbagai faktor menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup hewan dilindungi ini. Perburuan paus komersial di masa lalu telah menyebabkan penurunan populasi yang signifikan. Meskipun perburuan komersial skala besar telah dihentikan oleh moratorium IWC, ancaman lain seperti polusi suara di laut akibat aktivitas kapal dan eksplorasi seismik, tabrakan dengan kapal, serta terjerat jaring ikan masih menjadi perhatian utama. Perubahan iklim juga berpotensi mempengaruhi ketersediaan mangsa dan habitat Paus Tombak.
Upaya konservasi Paus Tombak melibatkan kerja sama internasional yang luas. Monitoring populasi dilakukan melalui survei visual dan akustik untuk memahami tren populasi dan distribusi mereka. Pada tanggal 29 April 2025, misalnya, tim peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat melakukan survei akustik di Samudra Atlantik Utara untuk memantau keberadaan dan pergerakan kelompok Paus Tombak.
Selain monitoring, upaya mitigasi ancaman juga terus dikembangkan. Regulasi yang lebih ketat mengenai lalu lintas kapal di area penting bagi Paus Tombak serta pengembangan teknologi untuk mengurangi polusi suara di laut menjadi fokus utama. Di perairan sekitar Azores, Portugal, misalnya, pada hari Sabtu, 3 Mei 2025, otoritas maritim setempat memberlakukan zona kecepatan rendah bagi kapal-kapal besar untuk mengurangi risiko tabrakan dengan mamalia laut, termasuk Paus Tombak.
Keberhasilan konservasi Paus Tombak sebagai hewan dilindungi membutuhkan komitmen global dan tindakan nyata dari berbagai negara dan pemangku kepentingan. Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran Paus Tombak dalam ekosistem laut, penegakan hukum terhadap aktivitas ilegal yang mengancam mereka, serta upaya kolektif untuk mengurangi dampak aktivitas manusia di laut menjadi kunci utama untuk memastikan kelestarian raksasa laut ini bagi generasi mendatang. Dengan upaya yang berkelanjutan, diharapkan Paus Tombak tetap menjadi bagian penting dari keanekaragaman hayati laut dunia.