Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan bahwa pendidikan patriotisme memegang peranan vital dalam mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Di tengah derasnya arus informasi dan ideologi yang mudah diakses, penguatan pendidikan patriotisme menjadi benteng ideologi yang kokoh untuk menanamkan cinta tanah air, nasionalisme, dan nilai-nilai luhur bangsa. Mendorong pendidikan patriotisme secara menyeluruh adalah langkah strategis jangka panjang.
Pada kesempatan forum diskusi keamanan nasional yang berlangsung di sebuah aula di Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025, Kepala BNPT menjelaskan bahwa radikalisme dan terorisme seringkali tumbuh dari pemahaman yang keliru terhadap ideologi atau agama, serta lunturnya rasa cinta terhadap negara. Oleh karena itu, pendekatan deradikalisasi tidak hanya mengandalkan penegakan hukum, tetapi harus didahului dengan pencegahan yang efektif melalui jalur pendidikan. Pendidikan patriotisme berfungsi sebagai imunisasi dini bagi individu dari paparan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan patriotisme bukan hanya tentang menghafal tanggal-tanggal penting atau nama pahlawan, melainkan menanamkan pemahaman mendalam tentang sejarah perjuangan bangsa, keberagaman budaya, dan pentingnya persatuan. Kurikulum sekolah, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai kepahlawanan, toleransi, gotong royong, dan rasa memiliki terhadap Republik Indonesia. Ini akan membentuk karakter generasi muda yang bangga menjadi bagian dari Indonesia dan siap membela negara dari segala ancaman.
Selain di sekolah, pendidikan patriotisme juga harus diperkuat di lingkungan keluarga dan masyarakat. Peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan, serta peran tokoh agama dan tokoh masyarakat dalam menyebarkan pesan persatuan dan moderasi, sangatlah krusial. Kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang mengedepankan kebersamaan dan penghargaan terhadap perbedaan juga dapat menjadi sarana efektif untuk memperkuat rasa nasionalisme. Misalnya, pada peringatan Hari Pahlawan setiap 10 November, banyak komunitas lokal mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai wujud patriotisme.
Dengan mengedepankan pendidikan patriotisme secara sistematis dan berkelanjutan, diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda, akan memiliki ketahanan ideologi yang kuat. Mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh doktrin radikal yang memecah belah dan merusak persatuan. Ini adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan Indonesia yang aman, damai, dan harmonis, di mana setiap warganya memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap tanah air dan komitmen untuk menjaga keutuhan bangsa.